Pernahkah kita menghela nafas panjang, dada berdebar
tanpa penjelasan,
kecemasan datang tanpa diundang, dan pundak seolah menanggung beban berat
tidak terlihat?
Pernahkah kita membenci siang
Pernahkah kita membenci siang
hingga berharap dia tidak usah datang saja esok pagi
berharap semoga malam ini tidak akan pernah berakhir
terusss saja malam, terusss saja.. sehingga urusan besok tidak perlu
dihadapi.
Pernahkah kita tidur gelisah, kebas memeluk bantal, kosong menatap langit2 kamar, bahkan kadang mata berair tanpa terasa akibat sesak di hati
Pernahkah kita tidur gelisah, kebas memeluk bantal, kosong menatap langit2 kamar, bahkan kadang mata berair tanpa terasa akibat sesak di hati
bahkan kadang menangis dalam tidur
(entah itu mimpi atau bukan, tp kita tahu sedang menangis terisak),
atau bahkan kadang menangis tanpa air-mata?
Pernahkan kita sesak disakiti orang lain
Pernahkan kita sesak disakiti orang lain
kecewa dikhianati orang lain
dihinakan, dianggap tidak ada
sudah menunggu ber-tukatul-tukatul tp yg ditunggu sama sekali merasa
tidak ditunggu.. pernahkan kita tergugu kehilangan sesuatu yg berharga
terjebak dalam masalah2
(hutang, janji, bangkrut, jerawatan,
gemuk nan buncit, dsbgnya)
khawatir akan masa depan
ambisi2 yg menjauh
hingga masalah2 kecil yg dataaaaang saja tanpa bosan-bosan,
membuat terkeluh, "kenapa sih?"...
Pernahkah kita sebal oleh pertanyaan-pertanyaan serupa yg datang bertubi-tubi
Pernahkah kita sebal oleh pertanyaan-pertanyaan serupa yg datang bertubi-tubi
pertanyaan dari keluarga, teman, tetangga,
bahkan yg paling menyebalkan dari
diri sendiri..
"kenapa, kenapa?"
"mengapa, mengapa?"
seolah kesendirian tidak mendatangkan berjuta pertanyaan yg sama,
seolah hidup tidak mendatangkan ratusan masalah tanpa perlu dicampuri
oleh orang lain..
Pernahkah kita sekali saja dalam hidup ini membenci HUJAN?
Pernahkah kita sekali saja dalam hidup ini membenci HUJAN?
ber-duuhhh, ber-arggh, ber-sialan mengumpat kenapa hujan harus turun?
Karena jika pernah,
Karena jika pernah,
maka sungguh kita membutuhkan obat paling mustajab dalam kehidupan..
kita berpenyakit.. penyakit hati...
dan jika kita sudah tega mengumpat HUJAN yg sejatinya adalah berkah,
maka sudah kronis sekali sakitnya..
Dan tahukah kalian apa obat mustajabnya?
Dan tahukah kalian apa obat mustajabnya?
sederhana sekali, yaitu: b e r s y u k u r..
Benar my dear... dari berpuluh-puluh akhlak mulia yg disebutkan kitab suci,
Benar my dear... dari berpuluh-puluh akhlak mulia yg disebutkan kitab suci,
dari ratusan sifat2 hebat Nabi, Rasul, dan orang2 hebat nan terpilih,
inilah salah-satu akhlak pertama
dan utama yg harus dikuasai.. bersyukur..
itulah obat paling mustajab hati dalam kehidupan hari ini.. bersyukur..
Dengan menguasai ilmu syukur maka akhlak2 mulia yg lain akan mudah dikuasai.
Dengan menguasai ilmu syukur maka akhlak2 mulia yg lain akan mudah dikuasai.
Ihklas, sabar,
qanaah, merasa cukup,
tidak serakah, tidak rakus,
itu semua turunan dari akhlak syukur.
dan saya kasih tahu rahasia kecil tentang syukur..
yaitu: kita tidak cukup hanya pandai, my dear..
banyak sekali orang2 yg pandai bersyukur tapi hidupnya tidak kunjung
bahagia..
yaps, pandai bersyukur itu necessary (penting);
tp pelengkapnya (sufficient) adalah 'senantiasa'..
jadi senantiasalah pandai2 bersyukur, selalulah pandai-pandai bersyukur..
maka seperti apapun dunia ini menyakiti kita,
seketika, di depan mata kita seolah akan dibentangkan 8 pelangi indah..
yakinlah...
Quote Tere Liye