11 APRIL 2013
Pagi basah
oleh sisa hujan semalam
Damai dan
hening sempurna menentramkan
Tentu aku
memandang pagi ini berbeda.
Menyingkap
tirai
Terpekur
lama ke jalanan yang basah, rerumputan kuyub
Bagiku pagi
ini berbeda, tentu saja.
Perjalananku
telah sampai pada angka 27
Titik yang
entah bagaimana aku memaknainya
Bukan awal
yang baru
Semoga juga
bukan akhir segalanya
Dititik ini
aku mengukuhkan tekad
Menggebukan
semangat
Berdiri
tegak, berjalan lurus dan cepat
Tidak banyak
lagi kesempatan tersisa
Waktuku
semakin singkat
Menoleh ke
belakang
Dua puluh
tujuh tahun perjalanan
Sembilan
ribu delapan ratus enam puluh dua hari
Lihatlah
hidupku penuh warna
Bagaimanalah
aku tidak bersyukur?
Bagaimana
aku mengatakan begitu banyak waktu yang kupersiakan?
Bagaimana
aku hendak bilang tidak bahagia?
Dengan media
apapun hidupku digambarkan
Ia tetap
menyenangkan
Aku mereguk
manisnya hidup
Lebih
separuh harapan dan keinginannku menjadi kenyataan
Ada beberapa
impian yang sedang dalam proses
Menunggu
diwujudkan
Aku hanya
perlu berusaha lebih keras, lebih gigih, lebih tekun, lebih kuat.
Hidup tentu
saja tidak selalu manis
Kadang ada
pahit yang harus dikecap
Beberapa tetes
saja
Hanya beberapa
tetes saja dan aku berani bilang hidupku tidak bahagia?
Ya Allah
betapa tidak bersyukurnya diri ini
Perkataan sahabatku
suatu ketika benar
Tidak ada
badai dalam hidupku (Belum, semoga tidak)
Hanya ada riak ombak, kadang gelombang tinggi, lumrahnya samudra
Karena begitulah
hidup
27 tahun
telah berlalu dengan berbagai romansanya
Instropeksi ke
dalam diri
Banyak yang
harus diubah
Kebiasaan-kebiasaan
buruk itu
Perkataan-perkataan
buruk itu
Kelakuan buruk
itu.
Aku perlu
merestart ulang hidupku
Menata hati
menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Agar tahun-tahun
selanjutnya
Ketika sejenak
menoleh ke belakang
Aku bisa
tersenyum bahagia
Mengucapkan syukur
yang tak hingga
Tanpa ada
penyesalan akan waktu yang berlalu sia-sia.
11 APRIL 2012
Hari ini aku berusia
26 tahun
Seperempat abad telah
kulewati
Dan inilah aku
sekarang
Dengan berat hati
harus kukatakan
Aku masih gamang
Tak tahu kemana hidup
kan kulayarkan
Aku mengalir mengikuti
arus
Sedapat mungkin
kuupayakan tidak dikendalikan arus
Tapi, walau dengan
berat hati tetap harus kuakui
Jiwaku masih labil.
11 APRIL 2011
Ulang
tahun perak
Aku
telah sampai pada usia seperempat abad
Dulu
aku sering berpikir dan mempertanyakan
Bagaimana
perasaan orang-orang yang berada pada usia itu
Apa
yang mereka lakukan, apa yang telah mereka lakukan
Dan
apa yang akan mereka lakukan
Sekarang
aku telah berada pada usia itu
Mau
tak mau harus bertanya pada diri sendiri
Pertanyaan
yang sama dan ini adalah sebuah pengakuan
Aku
jauh dari sempurna
Bukan
terbaik dalam hal apapun
Bukan
pribadi yang layak dibanggakan
Namun betapapun tidak sempurnanya
Aku
bahagia dengan hidupku
Aku
bangga akan diriku
Aku
tidak akan menyesali hari-hari yang telah berlalu
Sesedih
atau sepahit apapun hari itu
Karena
sedih, pahit, kecewa, bahagia, suka, duka itu
telah
menempaku menjadi seperti diriku hari ini.
Aku
bersyukur Allah mengizinkanku menapaki usia 25
Menghirup
udara kesegaran
Sejatinya
inilah gerbang kedewasaan
Aku
sudah memasukinya
So,
stop berjiwa bocah
Aku
harus bijak dalam menyikapi hidup
Menara
impianku masih tinggi menjulang
Kian
gagah menggapai awan
Dan
menara itu akan terus berdiri kokoh
Menantang
hidup yang kadang tidak ramah
Menungguku
berdiri di puncaknya
Suatu
hari nanti
Suatu
hari yang tidak kutahu pasti kapan
Tapi
aku yakin hari itu akan datang
Aku
optimis
Allah
akan memudahkan jalanku
Yang
terpenting harus tetap semangat
Jangan
pernah MENYERAH...!!!
11 APRIL 2010
24 tahun
Tapal batas menuju gerbang kedewasaan
Perjalananku
telah sejauh ini menyusuri waktu-waktu yang telah berlalu
Kuakui
belum ada pencapaian terbaik
Belum
ada persembahan berarti
Untuk
orang-orang yang aku cintai
Untuk
agama yang aku yakini
Untuk
negeri yang aku sayangi
Untuk
tanah kelahiran yang selalu kubanggakan
Namun
aku sangat mensyukuri
Apapun
yang kumiliki selama 24 tahun ini
Keluarga,
sahabat, pendidikan, pekerjaan dan semuanya.
Aku
percaya Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya
Jikapun
tidak semua impianku menjadi kenyataan
Aku
ikhlas.
Aku
hanya berharap
Berapapun
usia yang tersisa
Semoga
barakah dan bermanfaat untuk sesama.
Itu
saja sudah lebih dari cukup.
MENJELANG 11 APRIL 2009
Detakku detik demi
detik
Menemanimu menunggumu
Terdengar bisikan
lirih
Aku tak pernah
meninggalkanmu, tak jua melupakanmu
Tapi mengapa kau sering
acuh tak peduli?
Detak-detikku riuh
memanggilmu
Kau cuek, terkadang
menoleh pun enggan
Detik berubah menit
lalu menjadi jam
Tak terhingga ribuan
jam terlewati
Silih berganti cerita
keluar masuk dari hidupmu
Tetapi detak detikku
masih bercerita hal yang sama tentangmu
Tak pernah peduli
Betapapun keras aku
berdetak untukmu.
Kini aku menemanimu
menunggu
Saat kedua jarumku
sempurna menunjuk angka 12 nanti
Kau merasakan detak
detikku yang melambat
Dalam hitungan
mundurmu
Kemudian kau akan
tersenyum membingkaikan harapan baru
Menjulangkan mimpi ke
menara tinggi
Sebelum akhirnya
bibirmu mengerucut
Menyesali milyaran
detik yang kau abaikan
Menyesali jutaan menit
yang kau acuhkan
Menyesali ribuan jam
yang kau persiakan
Aku menemanimu
menunggu
Memastikan kau mendengar
detak detikku
Saat membuka lembaran
23 mu.
11 APRIL 2008
Hari
ini usiaku menginjak angka 22
Yeah
today is my birthday
Yeah...
aku makin tua
Ucapan
panjang umur yang kuterima terasa tak bermakna
Usiaku
bertambah satu, yang berarti jatah hidupku berkurang satu
Berapa
lama lagi waktu yang Engkau berikan untukku ya Allah?
Aku
yang terlalu pongah menatap dunia
Sering
lalai dan lupa bahwa aku milikMu dan akan kembali padaMu.
Dan
Engkau pun menegurku
Awal
tahun yang tidak menyenangkan
Aku
ditimpa kehilangan bertubi-tubi
Seorang
sahabat tercinta pergi
Aku
tersentak disengat kejut luar biasa
Tangisanku
mengagungkan kuasaMu
Ampunkan
dia, ampunkan hamba, ampunkan kami ya Allah...
Aku
telah menempuh perjalanan jauh dalam kurun waktu 22 tahun
Kurun
waktu yang panjang tapi belum matang bagiku untuk dapat
Memaknai
hidup yang sesungguhnya
Aku
setitik buih yang hanyut dalam arus dipermainkan gelombak
Beriak-riak
dalam ombak
Aku
ranting kering yang rapuh mudah patah dihempas angin
Aku
daun kering yang rontok berguguran dari pohon
Padahal
sesungguhnya aku masih tunas yang kuat
Masih
daun muda yang hijau
Tapi
mengapa hidupku kering meranggas?
Apa
yang salah?
Memang
salahku
Terlalu
mengagumi pelangi di ujung cakrawala
Terlalu
silau menatap kejora
Aku
lupa hijaunya rerumputan di depan mata
Lupa
ada gerimis sebelum muncul pelangi
Ada
pekat malam yang mengelilingi kejora.
Aku
tak pernah henti bertanya
Bahagiakah
aku dengan semua yang kumiliki dan semua yang pernah kumiliki?
Aku
takut tidak mensyukuri nikmat dan rahmatNya
Karena
sering mengucapkan kata tidak bahagia
Sebenarnya
seperti apakah ukuran kebahagiaan itu?
Aku
terkenang satu kalimat bijak dari orang yang pernah kukagumi di masa kecilku
“Kebahagiaan
ibarat pelangi di atas kepala orang lain,
sementara
orang lain melihatnya di atas kepala kita”
Aku
sadar kalimat itu benar adanya.
Aku
melihat orang lain, sahabat-sahabatku,
Mereka
begitu bahagia dan damai dengan hidupnya
Tapi
aku tidak pernah tahu apakah semua itu semu
Seperti
juga orang-orang menilaiku
Sahabat
tercintaku menganggap aku samudra yang tenang
Hanya
ada riak ombak kecil tanpa ada gelombang dan badai
Tetapi
dia tidak pernah tahu
Jiwaku
terperangkap di pulau sunyi di tengah samudra
Ya
Allah telah 22 tahun hamba berjalan di duniamu
Mereguk
nikmatmu yang tidak terbatas
Ampunkan
hamba yang lalai mensyukuri nikmatMu
Hamba
yang selalu berkeluh kesah tidak pernah puas
Shalatku
belum kusyuk
Sujudku
selalu tergesa-gesa
Puasaku
yang jauh dari ikhlas
Sedekahku
yang terkadang riya
Ampunkan
hamba ya Allah
Bimbinglah
hamba ke jalan yang lurus.
22
tahun telah berlalu
Entah
berapa lama lagi sisa waktuku
Seorang
sahabat telah dijemput takdirnya
Ia
pergi menjelang usia 22.
Mataku
seketika membeliak terbuka
Betapa
selama ini aku tidak pernah berpikir kematian
Aku
pengagum sosok Chairil
Selalu
berteriak aku ingin hidup seribu tahun lagi
Kini
aku dihantui bayang-bayang kematian
Kepergian
seorang kawan menyadarkanku
Bahwa
maut bisa datang kapan saja dimana saja
Dan
dalam keadaan tidak terduga..
11 APRIL 2007
*Hari ini ulang tahunku
yang ke 21
Ya Allah, betapa tuanya
aku!
Meskipun demikian
betapa jauhnya aku dari Mu
Betapa jauhnya aku
dari apa yang seharusnya menjadi diriku
Betapa jauhnya aku
dari segala impianku
Mulai hari ini aku
menetapkan hati untuk belajar
Dengan semangat baru
Bekerja keras dengan
lebih serius
Sehingga pantas untuk
--jika Allah
menghendakinya—
Aku menjadi diriku
suatu hari nanti*
* Kutipan dari quotes ratu Victoria di ulang tahunnya yang ke 20. Diubah dengan beberapa penyesuaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar