Taufik Hidayat
telah mundur sebagai atlet bulu tangkis. Ia mengumumkan pensiun setelah
menjalani pertandingan terakhirnya di Djarum Indonesia Open, Rabu 12 Juni 2013.
Djarum Indonesia Open adalah turnamen terakhir yang diikuti Taufik. Sayang ia
tidak menutupnya dengan sempurna. Taufik kalah di putaran pertama. Tetapi walau
bagaimana ia telah melalui proses perjuangan yang panjang dan sudah
mempersembahkan yang terbaik. Taufik resmi mengucapkan selamat tinggal ,
melambaikan tangan kepada seluruh penggemarnya hari Minggu, 16 Juni 2013 di
sela-sela Final Djarum Indonesia Open. Sepanjang karirnya, Taufik mengoleksi 25 gelar juara.
Diantaranya 1 emas Olimpiade, 1 gelar
Juara Dunia, 3 emas Asian Games, 2 emas SEA Games, 2 Thomas Cup dan rekor enam
kali juara Indonesia Open.
Aku mulai mengenal nama Taufik Hidayat di
akhir tahun 1998. Setahun berikutnya namanya kian bersinar ketika mengikuti Sea
Games di Brunei. Saat itulah aku mulai mengidolakannya. Saat ketika semua
berita tentang Taufik menjadi penting. Puncaknya adalah ketika Olympiade Sidney. Aku masih
sangat ingat hari itu. Rabu, 29 September 2000, hari ketika aku menyeka air
mata untuk kekalahannya. Melalui layar TV aku mengikuti jalannya pertandingan.
Dag dig dug ketika angka pemain lawan telah jauh melampaui Taufik. Gigih
menyemangati dari balik monitor TV dengan teriakan kencang-kencang. “Ayo
Taufik, ayo...ayo.. Yessss!!!”. Sebaliknya berseru “yaaaaaaaaahhh” ketika angka
diraih lawan. Di saat-saat yang menentukan, pemain lawan sudah berada di atas
angin, tiba-tiba layar TV bergoyang, lalu gambar dan suaranya hilang, layarnya berganti hitam.
Aku berseru kecewa. Siaran TVRI kok payah di saat-saat genting begini. Aku
menunggu semenit, dua menit, lima menit. lewat sepuluh menit barulah layarnya
normal kembali. Tetapi gambar di layar bukan lagi lapangan bulu tangkis,
melainkan studio dengan dua orang komentator yang sedang membahas hasil
pertandingan.
Pertandingan telah berakhir. Dari raut wajah
kedua komentator itu yang sama sekali tidak bergairah aku tahu, aku mengerti, Taufik kalah. Impiannya
menjadi juara olympiade Sidney kandas. Hatiku benar-benar mencelos. Air mata
jatuh tanpa bisa kucegah. Aku menangis menyaksikan tayangan potongan-potongan
gambar pertandingan. Menulis berlembar-lembar di buku harian. Berisi
kalimat-kalimat dukungan. “Apapun yang terjadi kamu telah melakukan yang
terbaik. Kamu tetap kebanggaan. Kesempatan mendapatkan emas olympiade masih
terbuka. Kamu masih sangat muda. Teruslah berjuang, A’. Empat tahun lagi emas
itu kan ada di genggamanmu”. Sesungguhnya kalimat itu untuk menghibur diriku
sendiri yang tiba-tiba drop semangat. Aku juga masih menyimpan potongan berita di koran lokal
seusai olympiade. Judulnya: Taufik Menyepi di Bandung.
Poster Taufik Dikamarku Dulu
Tahun 2001, sebuah majalah menobatkannya
sebagai salah satu playboy tahun itu. pesonanya telah menyihir cewek-cewek di Singapura,
juga di tempat-tempat ia bertanding (katanya...). di tahun itu juga Taufik
membuat ‘ulah’. Ia memutuskan hengkang ke Singapura mengikuti pelatihnya, Mulyo Handoyo. Tetapi
setahun kemudian ia bersedia di panggil pulang, memperkuat tim Thomas
Indonesia. Aku gembira menyaksikannya sumringah memegang piala Thomas tahun 2002.
Tahun 2004, di Athena,
akhirnya Taufik mewujudkan impiannya meraih medali emas olypiade. Aku turut
berbahagia untuknya. Kebahagiaan semakin lengkap ketika setahun kemudian ia menjadi
juara dunia. Dia berhasil! Dia benar-benar sedang berada di puncak. Dan kemudian tiba masa ia
menurun. Prestasinya pelan-pelan surut. Sinarnya memudar. Hingga akhirnya Sang
Bintang memutuskan beristirahat. Ia mundur setelah 25 tahun berkiprah sebagai
atlet. 25 tahun yang ia jalani dengan berlatih, berlatih, dan berlatih keras.
Telah tiba saatnya
juga bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal pada sang idola, The Legend.
Yeah, its time to say goodbye. Lima belas tahun aku mengidolakannya. I5 tahun
aku selalu mengikuti berita apapun tentangnya. Aku sadar, di luar lapangan bulu
tangkis ia bukan sosok yang sempurna untuk menjadi idola, teladan ataupun
panutan. Tetapi bagi Indonesia ia adalah seorang pahlawan yang mengharumkan
nama negara di kancah internasional. Dan bagiku, kekalahan ataupun
kemenangannya pernah menjadi penentu pasang surut semangat.
Semoga ia sukses
membina Taufik Hidayat Arena, menggembleng generasi baru yang akan meneruskan
jejak prestasinya. Terima kasih A’ Taufik. Indonesia bangga padamu. We always
proud of you, The Legend.
Tweet Taufik di akun twitternya @Taufikhidayat_1
“25 tahun berkarir di
dunia bulutangkis. 25 tahun merasa manis dan pahitnya perjuangan. Proses hidup
yang ngga akan pernah saya lupakan”
“Thank you semua atas
supportnya selama ini. Mudah-mudahan perjuangan ini bisa menjadi inspirasi dan
pelajaran untuk kita semua. “
“Winning is my
attitude and keeping it is my commitment”
KATA MEREKA TENTANG
TAUFIK
Lee Chong Wei
"Taufik adalah teman terbaik saya, kali ini
adalah perhentian
terakhir karirnya sebagai atlet”
terakhir karirnya sebagai atlet”
"Meskipun pertandingan terakhir, dia (TH)
melakukan yang terbaik.”
"Dia (TH) pemain bulu tangkis terbaik di
dunia dan dia memiliki pengaruh yang besar (bagi Chong Wei)”
"Karena ketika saya masih kecil, tujuan saya
adalah untuk melebihinya! Itu mengilhami saya untuk berlatih lebih keras"
"Di lapangan kami adalah musuh, tapi di
kehidupan sehari-hari kita adalah teman baik"
Lin Dan
"Ini adalah dinamika setiap atlet, Anda
harus menghadapi para fans untuk mengucapkan selamat tinggal" -Lin Dan
"Tetapi bertahun-tahun kemudian, merekak (yang
sudah pensiun) tetap dalam ingatan. Kesan paling berharga dan juga tidak bisa
dilupakan" -Lin Dan
"Ada perasaan menyesal tidak bisa melawan
Taufik di Indonesia Open" -Lin Dan
"Taufik adalah superstar, dia begitu
karismatik, fansnya pasti akan sangat sedih menghadapi hal ini (TH pensiun)"
-Lin Dan
Peter Gade
"Seorang teman baik dan salah satu pemain
terbaik sepanjang masa akan pensiun di depan publiknya sendiri"
"Berharap
yg terbaik untuknya. Saya akan selalu mengingat pertandingan kami sebagai
sesuatu yg sangat spesial. Terima kasih, Taufik”
Bao Yixin
“Aku bertanya mengapa dia (TH) pensiun, dia
bilang dia sudah tua, masa depan akan menghargai keahliannya dgn cara
tersendiri”
Chen Long
“Suatu kehormatan menyaksikan pensiunnya seorang
Taufik di Indonesia, ketika ia berbalik pergi, ada ledakan duka &
kesedihan”
“Caranya bermain (bulutangkis) menyenangkan,
kepribadiannya khas, setara kualitas bintang (idola terkenal)...”
“Dia (Taufik) IDOLA masa kecilku, sang maestro
bulutangkis. Penghormatan kepada Idola. Berharap kehidupannya kedepan lebih menarik”
Tommy Sugiarto
“Taufik merupakan sosok pemain legenda. Seorang
bintang besar yang sudah menjadi juara di berbagai ajang besar”
“Ia juga idola saya. Dengan mundurnya TH sebagai
atlet memberi motivasi bagi kami para junior untuk meneruskan prestasinya di
sektor MS”
Liliana Natsir
“Dia (TH) salah satu
legenda bulutangkis Indonesia, mudah-mudahan di luar bulutangkis dia bisa lebih
sukses lagi”
Ami Gumelar
“Buat dia (TH) itu
(pensiun) tidak gampang, dia sempat galau 6 bulan hingga setahun buat
mempertimbangkan hal itu sebelum akhirnya benar-benar mundur”
KATA TAUFIK
"Mungkin orang-orang bilang saya
kontroversi, yang vokal, yang bandel, tapi semua saya buktikan dengan prestasi.
Itu yang bikin saya senang"
"Tapi, jeleknya saya jangan dicontoh.
Contohlah prestasinya"
"Kenanglah saya dengan mengingat banyak hal
yang telah saya berikan buat negara ini"
"Seperti saya juga mengingat olahraga ini sebagai
sesuatu yang memberi banyak hal dan saya melupakan semua hal menyakitkan yang
terjadi di masa lalu.”




Putra Indonesia kebanggan kita semua..
BalasHapus