Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 11 April 2013

Puisi 11 April



11 APRIL 2013

Pagi basah oleh sisa hujan semalam
Damai dan hening sempurna menentramkan
Tentu aku memandang pagi ini berbeda.
Menyingkap tirai
Terpekur lama ke jalanan yang basah, rerumputan kuyub
Bagiku pagi ini berbeda, tentu saja.

Perjalananku telah sampai pada angka 27
Titik yang entah bagaimana aku memaknainya
Bukan awal yang baru
Semoga juga bukan akhir segalanya
Dititik ini aku mengukuhkan tekad
Menggebukan semangat
Berdiri tegak, berjalan lurus dan cepat
Tidak banyak lagi kesempatan tersisa
Waktuku semakin singkat

Menoleh ke belakang
Dua puluh tujuh  tahun perjalanan
Sembilan ribu delapan ratus enam puluh dua hari
Lihatlah hidupku penuh warna
Bagaimanalah aku tidak bersyukur?
Bagaimana aku mengatakan begitu banyak waktu yang kupersiakan?
Bagaimana aku hendak bilang tidak bahagia?

Dengan media apapun hidupku digambarkan
Ia tetap menyenangkan
Aku mereguk manisnya hidup
Lebih separuh harapan dan keinginannku menjadi kenyataan
Ada beberapa impian yang sedang dalam proses
Menunggu diwujudkan
Aku hanya perlu berusaha lebih keras, lebih gigih, lebih tekun, lebih kuat.

Hidup tentu saja tidak selalu manis
Kadang ada pahit yang harus dikecap
Beberapa tetes saja
Hanya beberapa tetes saja dan aku berani bilang hidupku tidak bahagia?
Ya Allah betapa tidak bersyukurnya diri ini
Perkataan sahabatku suatu ketika benar
Tidak ada badai dalam hidupku (Belum, semoga tidak)
Hanya ada riak ombak, kadang gelombang tinggi, lumrahnya samudra
Karena begitulah hidup

27 tahun telah berlalu dengan berbagai romansanya
Instropeksi ke dalam diri
Banyak yang harus diubah
Kebiasaan-kebiasaan buruk itu
Perkataan-perkataan buruk itu
Kelakuan buruk itu.
Aku perlu merestart ulang hidupku
Menata hati menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Agar tahun-tahun selanjutnya
Ketika sejenak menoleh ke belakang
Aku bisa tersenyum bahagia
Mengucapkan syukur yang tak hingga
Tanpa ada penyesalan akan waktu yang berlalu sia-sia.


11 APRIL 2012

Hari ini aku berusia 26 tahun
Seperempat abad telah kulewati
Dan inilah aku sekarang
Dengan berat hati harus kukatakan
Aku masih gamang
Tak tahu kemana hidup kan kulayarkan
Aku mengalir mengikuti arus
Sedapat mungkin kuupayakan tidak dikendalikan arus
Tapi, walau dengan berat hati tetap harus kuakui
Jiwaku masih labil.

11 APRIL 2011

Ulang tahun perak
Aku telah sampai pada usia seperempat abad
Dulu aku sering berpikir dan mempertanyakan
Bagaimana perasaan orang-orang yang berada pada usia itu
Apa yang mereka lakukan, apa yang telah mereka lakukan
Dan apa yang akan mereka lakukan

Sekarang aku telah berada pada usia itu
Mau tak mau harus bertanya pada diri sendiri
Pertanyaan yang sama dan ini adalah sebuah pengakuan
Aku jauh dari sempurna
Bukan terbaik dalam hal apapun
Bukan pribadi yang layak dibanggakan

Namun betapapun tidak sempurnanya
Aku bahagia dengan hidupku
Aku bangga akan diriku
Aku tidak akan menyesali hari-hari yang telah berlalu
Sesedih atau sepahit apapun hari itu
Karena sedih, pahit, kecewa, bahagia, suka, duka itu
telah menempaku menjadi seperti diriku hari ini.

Aku bersyukur Allah mengizinkanku menapaki usia 25
Menghirup udara kesegaran
Sejatinya inilah gerbang kedewasaan
Aku sudah memasukinya
So, stop berjiwa bocah
Aku harus bijak dalam menyikapi hidup

Menara impianku masih tinggi menjulang
Kian gagah menggapai awan
Dan menara itu akan terus berdiri kokoh
Menantang hidup yang kadang tidak ramah
Menungguku berdiri di puncaknya
Suatu hari nanti
Suatu hari yang tidak kutahu pasti kapan
Tapi aku yakin hari itu akan datang
Aku optimis
Allah akan memudahkan jalanku
Yang terpenting harus tetap semangat
Jangan pernah MENYERAH...!!!

11 APRIL 2010
24 tahun

Tapal  batas menuju gerbang kedewasaan
Perjalananku telah sejauh ini menyusuri waktu-waktu yang telah berlalu
Kuakui belum ada pencapaian terbaik
Belum ada persembahan berarti
Untuk orang-orang yang aku cintai
Untuk agama yang aku yakini
Untuk negeri yang aku sayangi
Untuk tanah kelahiran yang selalu kubanggakan

Namun aku sangat mensyukuri
Apapun yang kumiliki selama 24 tahun ini
Keluarga, sahabat, pendidikan, pekerjaan dan semuanya.
Aku percaya Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya
Jikapun tidak semua impianku menjadi kenyataan
Aku ikhlas.
Aku hanya berharap
Berapapun usia yang tersisa
Semoga barakah dan bermanfaat untuk sesama.
Itu saja sudah lebih dari cukup.

 MENJELANG 11 APRIL 2009

Detakku detik demi detik
Menemanimu menunggumu
Terdengar bisikan lirih
Aku tak pernah meninggalkanmu, tak jua melupakanmu
Tapi mengapa kau sering acuh tak peduli?
Detak-detikku riuh memanggilmu
Kau cuek, terkadang menoleh pun enggan
Detik berubah menit lalu menjadi jam
Tak terhingga ribuan jam terlewati
Silih berganti cerita keluar masuk dari hidupmu
Tetapi detak detikku masih bercerita hal yang sama tentangmu
Tak pernah peduli
Betapapun keras aku berdetak untukmu.

Kini aku menemanimu menunggu
Saat kedua jarumku sempurna menunjuk angka 12 nanti
Kau merasakan detak detikku yang melambat
Dalam hitungan mundurmu
Kemudian kau akan tersenyum membingkaikan harapan baru
Menjulangkan mimpi ke menara tinggi
Sebelum akhirnya bibirmu mengerucut
Menyesali milyaran detik yang kau abaikan
Menyesali jutaan menit yang kau acuhkan
Menyesali ribuan jam yang kau persiakan

Aku menemanimu menunggu
Memastikan kau mendengar detak detikku
Saat membuka lembaran 23 mu.

11 APRIL 2008

Hari ini usiaku menginjak angka 22
Yeah today is my birthday
Yeah... aku makin tua
Ucapan panjang umur yang kuterima terasa tak bermakna
Usiaku bertambah satu, yang berarti jatah hidupku berkurang satu
Berapa lama lagi waktu yang Engkau berikan untukku ya Allah?
Aku yang terlalu pongah menatap dunia
Sering lalai dan lupa bahwa aku milikMu dan akan kembali padaMu.
Dan Engkau pun menegurku
Awal tahun yang tidak menyenangkan
Aku ditimpa kehilangan bertubi-tubi
Seorang sahabat tercinta pergi
Aku tersentak disengat kejut luar biasa
Tangisanku mengagungkan kuasaMu
Ampunkan dia, ampunkan hamba, ampunkan kami ya Allah...

Aku telah menempuh perjalanan jauh dalam kurun waktu 22 tahun
Kurun waktu yang panjang tapi belum matang bagiku untuk dapat
Memaknai hidup yang sesungguhnya
Aku setitik buih yang hanyut dalam arus dipermainkan gelombak
Beriak-riak dalam ombak
Aku ranting kering yang rapuh mudah patah dihempas angin
Aku daun kering yang rontok berguguran dari pohon
Padahal sesungguhnya aku masih tunas yang kuat
Masih daun muda yang hijau
Tapi mengapa hidupku kering meranggas?
Apa yang salah?

Memang salahku
Terlalu mengagumi pelangi di ujung cakrawala
Terlalu silau menatap kejora
Aku lupa hijaunya rerumputan di depan mata
Lupa ada gerimis sebelum muncul pelangi
Ada pekat malam yang mengelilingi kejora.
Aku tak pernah henti bertanya
Bahagiakah aku dengan semua yang kumiliki dan semua yang pernah kumiliki?
Aku takut tidak mensyukuri nikmat dan rahmatNya
Karena sering mengucapkan kata tidak bahagia
Sebenarnya seperti apakah ukuran kebahagiaan itu?
Aku terkenang satu kalimat bijak dari orang yang pernah kukagumi di masa kecilku
“Kebahagiaan ibarat pelangi di atas kepala orang lain,
sementara orang lain melihatnya di atas kepala kita”
Aku sadar kalimat itu benar adanya.
Aku melihat orang lain, sahabat-sahabatku,
Mereka begitu bahagia dan damai dengan hidupnya
Tapi aku tidak pernah tahu apakah semua itu semu
Seperti juga orang-orang menilaiku
Sahabat tercintaku menganggap aku samudra yang tenang
Hanya ada riak ombak kecil tanpa ada gelombang dan badai
Tetapi dia tidak pernah tahu
Jiwaku terperangkap di pulau sunyi di tengah samudra


Ya Allah telah 22 tahun hamba berjalan di duniamu
Mereguk nikmatmu yang tidak terbatas
Ampunkan hamba yang lalai mensyukuri nikmatMu
Hamba yang selalu berkeluh kesah tidak pernah puas
Shalatku belum kusyuk
Sujudku selalu tergesa-gesa
Puasaku yang jauh dari ikhlas
Sedekahku yang terkadang riya
Ampunkan hamba ya Allah
Bimbinglah hamba ke jalan yang lurus.


22 tahun telah berlalu
Entah berapa lama lagi sisa waktuku
Seorang sahabat telah dijemput takdirnya
Ia pergi menjelang usia 22.
Mataku seketika membeliak terbuka
Betapa selama ini aku tidak pernah berpikir kematian
Aku pengagum sosok Chairil
Selalu berteriak aku ingin hidup seribu tahun lagi


Kini aku dihantui bayang-bayang kematian
Kepergian seorang kawan menyadarkanku
Bahwa maut bisa datang kapan saja dimana saja
Dan dalam keadaan tidak terduga..

11 APRIL 2007

*Hari ini ulang tahunku yang ke 21
Ya Allah, betapa tuanya aku!
Meskipun demikian betapa jauhnya aku dari Mu
Betapa jauhnya aku dari apa yang seharusnya menjadi diriku
Betapa jauhnya aku dari segala impianku
Mulai hari ini aku menetapkan hati untuk belajar
Dengan semangat baru
Bekerja keras dengan lebih serius
Sehingga pantas untuk
--jika Allah menghendakinya—
Aku menjadi diriku suatu hari nanti*

 * Kutipan dari quotes ratu Victoria di ulang tahunnya yang ke 20.  Diubah dengan beberapa penyesuaian